Pernahkah engkau pergi ke stasiun
kereta.kurasa sebagian besar dari kita akan menjawab pernah.kita bisa mengamati
segala bentuk kehidupan manusia disana.kau tidak percaya?
Ini
pengalamanku ketika aku dan kawan-kawanku berpulang dari stasiun kereta api
malang menuju bandung,kami semua adalah mahasiswa di salah satu universitas
negri di malang.
Aku
(budi akbar) , hidayatullah , rayi ,asri,teni,tika.hari itu hari jum’at,kami
semua tiba di stasiun kota malang pukul 14.00 .memang di tiket keberangkatan
kereta menuju bandung tertera pukul 16.00.kami sengaja datang lebih awal agar
lebih nyaman menunggu dan tak terburu-buru nantinya.
Hal
yang kulihat pertama tiba di stasiun kereta api adalah pemandangan manusia yang
begitu banyaknya mengantri untuk pergi ke daerah tujuan masing-masing.tentunya
dengan barang bawaan yang tak kalah banyaknya.ada yang membawa koper,kardus,tas
gendong,tas jinjing.betapa hebatnya orang-orang ini bepergian jauh membawa
barang sebanyak itu tanpa kenal resiko barang hilang dicuri ataupun dibajak
perampok ketika dia baru berjalan beberapa langkah keluar dari stasiun.mungkin
yang ada dipikiran mereka berupa bayangan ketika mereka tiba di tempat yang
mereka tuju,atau apa yang harus mereka lakukan ketika tiba disana,atau pula ada
yang membayangkan kebahagiaan bisa bertemu kembali dengan orangtua,sanak
family,kekasih.lalu,kami semua berjalan membawa barang-barang dengan hati-hati
ke dalam stasiun.disana ada beberapa kursi yang kosong untuk menunggu
kedatangan kereta.
kesalahan kami adalah berjalan ditengah tengah gedung tempat
menunggu sehingga imbasnya banyak mata yang tertuju pada gerak gerik
kami.memperhatikan tiap langkah yang kami ambil,barang bawaan yang kami
bawa,pandangan melihat penampilan kami dari atas kebawah.sepertinya mereka pun
menilai kami semua.sama seperti kami menilai mereka. Akhirnya kami semua bisa
duduk sembari memangku barang-barang bawaan kami.
Kami
duduk di sebelah kanan ruang tunggu dimana jajaran kursi menghadap langsung
pada rel kereta api namun terhalangi oleh pintu masuk dari besi yang dijaga
oleh beberapa orang polisi.sehingga,aku hanya bisa melihat kereta api yang
datang sedikit saja terlihat dari garis perantara besi tadi.
sesaat keadaan
diamana aku duduk terasa biasa saja.tapi,ketika aku mulai diam dan berfikir
lalu perhatianku teralihkan pada orang-orang disekitarku . disana terdapat
banyak ekspresi.
HIDAYATULLAH dan RAYI,mereka mengobrol seperti biasanya
diiringi canda dan gurauan.karena dimanapun mereka memang selalu begitu,bisa
menjaga perasaannya tetap stabil.HIDAYATULLAH atau biasa kupanggil kang uloh
selalu membahas hal-hal lucu namun aneh sehingga rayi selalu terpingkal
dibuatnya.kepulangan Rayi kali ini membuatnya bahagia karena rasa rindu pada
ibunda tak tertahankan lagi.dari tadi kuperhatikan ia beberapa kali mengetik
pesan SMS dengan ibunya untuk sekedar bertanya sudah makan atau belum.
teni,asri,tika
para gadis ini lebih terlihat ceria dari biasanya karena satu alasan.kembali ke
kampung halaman.tapi menurut ASRI pulangnya ke bandung kali ini tidak begitu
luar biasa seperti keinginannnya pulang beberapa minggu lalu.selidik punya
selidik ternyata yang membuat mood-nya
berubah adalah kisah cintanya yang baru berakhir dengan kekasihnya di bandung,setelah
kurang lebih 1 tahun membangun kebersamaan hati.tapi,entah apa yang terjadi itu
bisa berakhir begitu saja.”betapa cinta bisa memutar-balikan mood seorang wanita” tukasku dalam hati.ia diam sesekali memperhatikan handphone-nya lalu mengamati sekitar
lalu kembali menengok telepon genggam yang ia gantungkan di lehernya.entah apa
yang ia pikirkan.
berbanding terbalik dengan TIKA yang kepulangannya ke bandung
kali ini membawa matanya menjadi lebih cerah dan terang.itu disebabkan ia akan
bertemu dengan sang romeo, lelaki pujaannya di bandung.”cinta-pun mampu membawa
bahagia sampai kejiwa”.tukasku lagi dalam hati dengan berlagak memegangi dagu
seperti orangtua bijak.
benar saja,dia duduk memangku dagunya pada koper yang ia
taruh di pangkuannya.sorot matanya begitu cerah dan ada seberkas senyuman kecil
tersungging di bibirnya yang membuatku berfikir ia sedang memikirkan
pertemuannya dengan sang kekasih.
TENI,dia selalu tetap tenang seperti biasanya
atau mungkin sikap pemalasnya yang membuat ia tampak tenang,begitu kata
kebanyakan orang.tak banyak yang aku tau tentang dia.dia hanya diam dengan
menngunakan masker penutup mulut seperti yang dipakai tim SAR dalam mencari
korban bencana alam.namun,alasannya kali ini bukan karena ia tim SAR ataupun ia
sedang sakit.tapi,di pipi kirinya terdapat jerawat kecil yang menurutnya itu
membuat kepercayaan diri menurun.
Namun,bukan
kawan-kawanku saja yang aku perhatikan.di setiap sudut ruangan tunggu aku
melihat banyak ekspresi kehidupan disana.kekasih yang berpelukan erat karena
salah satunya harus pergi keluar kota melanjutkan pendidikannya,mungkin ada
rindu yang tertahan kelak.seorang anak umur 14 tahun bersama orangtua-nya yang
akan bepergian sendiri keluar kota untuk pertama kalinya.aku bisa melihat
betapa khawatir orangtuanya dari gerak-gerik dan ucapan pesan pada anaknya agar
selalu mengabari keadaannya,posisi kereta dimana,sebangku dengan siapa lalu
mungkin kukira akan bertanya siapa masinisnya atau siapa penjaga toilet
keretanya.
Kita
bisa banyak melihat contoh kehidupan di sebuah stasiun.mulai dari
kesedihan,kegembiraan,gelisah,susah,senang.semua terpancar dari cahaya mata dan
ekspresi yang tak bisa dibohongi.
Karena
itulah aku menyebut stasiun kereta adalah stasiun kehidupan.